Kau embun diantara terik jiwa q
Meleburkan segala gersang dalam hidup q
Matamu jernih sebening air surga
Bibirmu laksana embun saat senyummu berkembang
Namun senyummu kini tak lagi tulus seperti saat kau berdiri diantara jiwa yang tegar
Q kira kau batu karang yang takkan tergoyahkan oleh badai dan angin
Kini aq sadar kau bukanlah sang dewa
Ternyata kau seorang pecundang bagi kaum hawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar